Kata sesat menjadi
fenomenal, ketika keyakinan pribadi yang sesat menjadi masalah publik. Artinya
keyakinan yang dianut seseorang menjadi keyakinan banyak orang, atau menjadi
keyakinan para pengikutnya, sehingga orang yang diikuti keyakinannya yang sesat
disebut menyesatkan.
Pengertian
sesat menyesatkan (dallun mudillun) adalah: Paham atau
pemikiran yang dianut dan diamalkan oleh sebuah kelompok yang bertentangan
dengan aqidah dan syariat Islam serta dinyatakan olehMUI menyimpang berdasarkan
dalil syar’i.
(RakemasMUI, 6/11/07, Jakarta). Sesuai dengan surat AlFatihah ayat 7 (tujuh), “….dan bukan (pula
jalan) mereka yang sesat“. Lebih jauh lagi bila keyakinan yang sesat itu diikuti oleh
sekelompok anggota masyarakat sehingga membentuk ajaran baru yang menyimpang
dari ajaran agama yang sebenarnya.
Oleh
karena itu hal ini menjadi masalah publik yang diperlukan sikap kritis sehingga
dapat memberikan solusi atas masalah tersebut. Namun sikap kritis tidak mudah
dilakukan oleh seseorang karena menyangkut masalah doktrin atau keyakinan.
Faktor-faktornya
Timbulnya aliran sesat
disebabkan beberapa faktor :
1.
Kurang efektifnya dakwah atau lemahnya pembinaan umat beragama
secara intemal.
2.
Adanya pihak ekstemal yang memicu, sebagaimana dinukilkan dalam
AlQur’an surat Al-Baqarah ayat 109 dan 120: Banyak di
antara ahli Kitab menginginkan sekiranya mereka dapat mengembalikan kamu
setelah kamu beriman, menjadi kafir kembali, karena rasa dengki dalam diri
mereka, setelah kebe-naran jelas bagi mereka. Maka maafkanlah dan berlapangdada-lah,
sampai Allah memberikan perintah-Nya. Sungguh Allah Mahakuasa atassegalasesuatu” (QS.AlBaqarah:109), “Dan orang-orang Yahudi
dan Nasrani tidakakan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama
mereka. Katakanlah, ‘Sesungguh nya petunjuk Allah itu petunjuk (yang
sebenarnya)’. Dan jika engkau mengikuti keinginan mereka setelah itu (kebenamn)
sampai kepadamu, tidak akan ada bagimu pelindung dan penolong dari Allah” (QS. Al Baqarah:120).
3.
Pengaruh globalisasi dan informasi yang membawa paham-paham yang
bertentangan dengan nilai-nilai dinul Islam.
4.
Keadaan ekonomi yang lemah sehingga membuat seseorang kurang
mendalami ajaran agamanya. (Kefakiran itu wenyebabkan kekafiran).
Solusi Mengatasi Kesesatan
Beberapa langkah yang
dapat dijadikan sebagai antisipasi untuk menghadapi ajaran sesat, diantaranya :
1.
Istiqamah, sebagai umat lslam wajib berpegang teguh
kepada jalan yang benar sesuai dengan Al Qur ‘an dan As Sunnah. Sehingga
tertanam nilai-nilai keimanan dan keislaman sebagai pondasi spritual.
2.
Ruju’ilalhaq, segala kembali kejalan yang lurus dengan
cara meminta ampun kepada Allah SWT, maka seseorang akan mendapatkan manfaat
yang besar yakni rahmat Allah SWT. Fiman Allah SWT: “Dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhatmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-ormg yang bertagwa” (QS. Ali Imran: 133).
3.
Berilmu, sebagai orang beriman harus berilmu pengetahuan agar
mempunyai pegangan dalam menjalankan aktivitas di tengah kehidupan masyarakat,
sehingga tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain yang menpunyai maksud tertentu
untuk menyesatkan. Karena orang beritnan dan berilmu itu diangkat derajatnya.
Firman Allah : “…..niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS.Al-Mujadilah: 11).
Firman Allah : “…..niscaya Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat” (QS.Al-Mujadilah: 11).
4.
Beramal shaleh, yang tidak luput dan saling menasihati dan
mengingatkan untuk mengajak kepada jalan kebenaran dan kesabaran.
5.
Bertaubat, berjanji untuk tidak akan melakukan
perbuatan-perbuatan yang melanggar syariat yang ditetapkan Allah SWT dan
Rasul-Nya.
Sumber : Lembar Risalah An-Natijah, No. 29/Thn. XIII – 18 Juli
2008
Allah SWT menciptakan manusia dgn dua ketentuan
ketentuan bersifat mutlak sebagai kehendak Allah yg disebut iradah kauniyyah
dan ketentuan yg menghendaki menusia berjalan menuju ke jalan kebenaran atau
disebut iradah syar’iyyah. Dalam iradah kauniyyah manusia tidak dimintai
pertanggungjawaban atas kehendak Allah yg terjadi padanya mengapa ia menjadi
seorang pria atau wanita mengapa muka kita seperti ini mengapa berbadan tinggi
dan yg semacamnya.
Ketentuan kedua Allah iradah syar’iyyah
menghendaki manusia berjalan menuju kebenaran. Untuk tujuan tersebut Allah
memberikan sejumlah perangkat.
Pengutusan para rasul yg ditutup oleh Nabi kita
Muhammad saw. adl salah satunya. Barang siapa yg menerima dan memegang komitmen
dalam hidupnya sesuai dgn kehendak Allah maka dia selamat dunia maupun akhirat
. Tetapi sebaliknya jika ia menolak dgn berpegang pada isme-isme buatan jin dan
manusia dia tersesat di dunia dan merugi di akhirat . Atas dasar itu terjadi
tarik-menarik antara kebenaran dan kebatilan. Bendera kebenaran dibawa oleh
para nabi sedang bendera kebatilan dibawa oleh setan dan konco-konconya dari
jin dan manusia . Maka sejak iblis diusir dari neraka dia bersumpah utk
menyesatkan seluruh manusia kecuali hamba Allah yg bersyukur {Al-A’raf 12-18}.
Upaya penyesatan itu berlangsung sampai hari kiamat. Maka sejak itu terjadi dua
kelompok yg selalu tarik-menarik seperti firman Allah SWT Orang yg beriman di
jalan Allah sedangkan orang-orang kafir berjuang di jalan thaghut maka perangilah
pembela-pembela seitan sesungguhnya tipu daya syaitan itu lemah. .
Upaya perusakan setan dilakukan melalui dua
arah. Pertama fitnah syubhat berupa wacana pemikiran dan keyakinan yg
berlawanan dgn kebenaran.
Fitnah ini diusung oleh non-muslim atau juga
lewat orang muslim yg berpenyakit . Kedua fitnah syahwat dalam perilaku
seksual. Jika seorang muslim terkena salah satu fitnah tersebut atau bahkan
keduanya daya memperjuangkan Islamnya akan lumpuh.
Dalam melumpuhkan kekuatan umat Islam
musuh-musuh Islam menggunakan segala macam cara yg terus-menerus dikembangkan
baik melalui eksternal {vis to vis dgn kaum muslimin} maupun internal . Dan itu
dilakukan sepanjang sejarah perjuangan umat Islam. Semenjak dari negara
pimpinan Nabi saw. lalu dinasti Umayyah Abbasiyyah dinasti-dinasti lain dan
sampai yg terakhir Utsmaniyah. Dicatat oleh Dr. Abdul Halim dalam kitabnya
Asbaabu Suquuthi Tsalatsiina Daulah Islamiyah {Sebab-Sebab Kejatuhan 30 Negara
Islam} bahwa kejatuhan negara-negara Islam umumnya disebabkan oleh hal-hal di
atas dari penyimpangan ideologi sampai penyimpangan moral.
Faktor Eksternal yg Menggerogoti Umat Islam
Kerja sama zionisme dan salibisme internasional dalam menghadapi umat Islam
dicatat Dr. Umar al-Faruk dalam bukunya Segi Tiga Penjajahan Orientalisme dan
Kristenisasi sebagai usaha yg memporak-porandakan kekuatan umat Islam di
seluruh dunia.
Kita melihat bagaimana Portugal Inggris dan
Belanda ketika menjajah Indonesia. Ketiga hal di atas menjadi suatu langkah
kongret usaha mereka yg berhasil mengangkangi umat Islam Indonesia
berabad-abad. Mereka memperlakukan umat Islam sekehendaknya dan bagi yg
menentang dikenakan tuduhan ektresmis fundamentalis dan lain-lain.
Ketika penjajah sudah hengkang peranan mereka
digantikan oleh kaum intelek kita yg menjadi perpanjangan tangan para
orientalis dgn mengampanyekan paham-paham mereka atas nama nasionalisme
modernisme sekularisasi desakralisasi reaktualisasi pribumisasi dan semacamnya.
Hal tersebut diungkapkan R. William Lidle dalam bukunya Islam Politik dan Modernisasi.
Di antara wacana-wacana itu yg kini lumayan naik
daun adl Islam Liberal.
Perkembangan Islam Liberal telah mendominasi
para intelektual kita. Greg Burton dalam bukunya Islam Liberal di Indonesia
menyebutkan paling tidak ada tiga nama besar pembawa gagasan paham ini di
Indonesia Nurcholis Majid Abdurrahman Wahid dan Johan Effendi.
Ditinjau dari sudut pemerintahan perjalanan
peran umat Islam dipegang oleh tiga elemen. Pertama elemen nasionalis muslim
Soekarno yg dilanjutkan oleh Soeharto lalu Habibie. Mereka adl tipe pemimpin
sekuler yg mengadopsi paham Islam formalistik. Kepemimpinan model ini telah
gagal menciptakan kesejahteraan umat bahkan keadaannya termarjinalkan. Elemen
kedua adl kelompok modernis dan Islam liberal. Di bawah kepemimpinan Gus Dur
model ini terbukti gagal juga.
Terakhir kaum kafirin khawatir akan lahirnya
elemen ketiga yg nantinya membawa kemenangan dan kesejahteraan Islam melalui
kekuasaan secara de facto dan de jure. Elemen ketiga itu mereka sebut
fundamentalisme.
Roger Garraudy menyebut fundamentalisme sebagai
antitesis bagi sekularisme.
Sementara mantan Presiden Amerika Richard Nixon
setidaknya menginventarisasi lima pemicu munculnya kaum fundamentalis dalam
Islam.
Pertama mereka yg digerakkan kebencian terhadap
Barat/anti-Barat. Kedua mereka yg bersikeras mengembalikan peradaban Islam yg
lalu. Ketiga mereka yg bertujuan mengaplikasikan syariat Islam. Keempat mereka
yg mempropagandakan bahwa Islam adl agama dan negara. Kelima mereka yg
menjadikan masa lalu itu sebagai penuntun masa depan mereka ini bukan
orang-orang konservatif namun cukup revolusioner {Adian Husaini Yusril Versus
Masyumi hal. 49}.
Fundamentalisme benar-benar dianggap ancaman
oleh blok kafir yg dikomandoi oleh Barat. Mata dunia terbuka lebar ketika
menyaksikan Sovyet yg kokoh bertekuk lutut di hadapan para mujahidin
Afghanistan yg oleh mereka disebut muslim fundamentalis. Sebuah bukti bahwa
kekuatan fisik dan mesin-mesin perang tidak cukup ampuh melawan gelora jihad
{mereka menyebutnya fundamentalisme}. Maka tidak heran jika kemudian tesis
Samuel Huntington The Class of Civilisation/Benturan Peradaban mereka jadikan
kemudi utk menyudutkan umat Islam di seluruh dunia. Lalu dibuatlah isu
terorisme utk membungkam gelora jihad umat Islam sehingga tidak mempunyai perlawanan
lagi. Betul kata Nabi saw. Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad kecuali akan
hina.
Adapun gerakan kristenisasi yg berjalan terus
semenjak masa penjajahan hingga kini imbasnya jelas-jelas dirasakan oleh umat
Islam di berbagai pelosok daerah. Grafik statistik kependudukan tentang
kuantitas kaum muslimin yg menurun drastis adl bukti yg autentik. Padahal
Indonesia mempunyai piranti undang-undang yg melarang pemaksaan agama.
Jika memperhatikan keadaan umat Islam akan kita
dapati berbagai indikasi kemerosotan dalam hampir seluruh aspek kehidupan baik
akidah ibadah maupun moralitas. Fenomena kemusyrikan terjadi di mana-mana. Di
antara yg paling menonjol adl praktik perdukunan. Ditambah lagi dgn pesatnya
perkembangan aliran-aliran sesat yg memanfaatkan kebodohan umat.
Dalam ibadah ritual umat Islam masih jauh dari
masjid terutama salat subuh.
Dari segi moralitas sudah nyata-nyata bobrok.
Sebagai ilustrasi Jakarta yg penduduknya 80% muslim dgn jumlah masjid 2.400
musala 5.500 dan majelis taklim 6.750 mencetak rekor tertinggi dalam peredaran
narkoba skala nasional sekitar 60% sedang sisanya tersebar di wilayah-wilayah
lainnya.
Budaya munafik sikap ulama yg tidak berpihak
kepada umat dalam bentuk pembodohan atas nama ketaatan sikap para penguasa
muslim dgn komitmen Islam yg lemah sikap masa bodoh para pengusaha muslim dalam
mengentaskan kemiskinan dan tampilnya ulama-ulama kagetan yg bodoh tetapi sok
pintar serta berbagai macam penyakit umat yg sudah sangat kronis pengobatannya
membutuhkan waktu yg cukup lama dgn melibatkan semua elemen umat Islam yg
terampil utk bangkit menyelamatkan umat dari jurang kehancuran. Dari kezaliman
menuju keadilan Islam; dari kebodohan menuju kesadaran Islam.
Faktor Internal Penyebab Kelemahan Umat Jika
ditinjau lbh jauh masyarakat muslim di berbagai pelosok Indonesia
terpecah-pecah dalam berbagai sekat kelompok organisasi dan model dakwah
variatif lainnya dgn klaim masing-masing kelompok paling benar. Realita itulah
yg menyebabkan kekuatan dakwah tercecer.
Berbicara tentang dakwah berarti berbicara
risalah Islam. Sudahkah ia terimplementasi dgn baik? Seberapa jauh pemahaman
dai kita tentang metode dakwah Rasulullah? Seberapa banyak dai yg diterjunkan
ke dalam masyarakat? Setingkat apa kualifikasi mereka? Bagaimana intensifitas
dakwah mereka? Sejauh mana mereka dapat menghindarkan masyarakat muslim dari
keterperosokan moral? Pertanyaan-pertanyaan ini penting utk direnungkan
mengingat bahwa kebangkitan umat Islam dari multidimensi yg dialaminya sangat
bergantung pada keberhasilan peranan dakwah.
Dalam tataran lokal kelemahan dakwah telah
sampai pada tingkat yg luar biasa sehingga sulit mengharapkan sebuah
kebangkitan Islam dalam jangka waktu yg pendek. Indikasi kelemahan tersebut
antara lain sebagai berikut.
Masih meratanya tingkat kebodohan tentang Islam.
Banyaknya syirik bidah khurafat dan takhayul.
Dekadensi moral yg mengerikan.
Permusuhan antar-umat yg kerap terjadi hanya krn
sebuah perbedaan.
Integritas pribadi para dai yg bermasalah.
Masjid-masjid banyak yg kosong dan difungsikan
hanya utk salat.
Pendidikan agama di sekolah-sekolah
mengkhawatirkan.
Mayoritas masyarakat muslim enggan menampakkan
penampilan Islamnya.
Banyak daerah yg tidak terjamah dakwah krn
kurangnya dai dan diperparah oleh penyebaran aliran sesat yg sangat luas.
Fanatisme tiap-tiap kelompok yg sulit
dipertemukan.
Dan lain-lain.
Solusi Problematika Umat Menegakkan Islam dgn
Cara Islam Sub-judul di atas menggambarkan upaya sungguh-sungguh utk memahami
dan mempraktikkan dgn benar penegakan syariat Islam dgn cara yg sesuai dgn
Islam. Meskipun pada kenyataannya banyak upaya yg dilakukan umat Islam dalam
menegakan kalimat Allah itu dgn berbagai cara. Ada kalanya islami tetapi
parsial ada pula yg tidak islami tetapi berusaha melegitimasi dgn dalil-dalil
syar’i dgn lbh banyak bersifat ijthadi pada saat ada dalil sebab ijtihad
dilakukan pada saat tidak ada dalil atau dalil bisa dipahami lbh dari satu
pengertian.
Karena itu kita dapati berbagai corak perjuangan
yg dilakukan umat Islam satu sama lain menekankan pentingnya bidang garapan yg
digelutinya. Para politisi muslim umpamanya menekankan perjuangan Islam yg
paling efektif adl melalui jalur politik. Sementara para ekonom muslim
menganalisis mana mungkin perjuangan Islam bisa berhasil kalau umat Islam lemah
ekonominya. Demikian pula para juru dakwah mereka harus mengemukakakan bahwa
perjuangan Islam yg paling dominan adl dgn kembali berpegang kepada Islam agar
mereka jaya tanpa memperinci lbh jauh apa dan bagaimana merealisasikannya dans
seterusnya.
Tanggung Jawab Personal Kita menyadari bahwa
tanggung jawab yg akan dipertanyakan kelak di hari akhirat adl tanggung jawab
personal. Artinya Allah tidak membebankan tanggung jawab pihak lain kepada kita
kecuali kalau kita punya andil dalam persoalan tersebut. Karena itu banyak ayat
yg menekankan tanggung jawab ini.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dgn kesanggupannya.
.
Tidaklah kamu dibebani melainkan dgn kewajiban
kamu sendiri. {An-Nisa 84}.
Hai orang-orang yg beriman selamatkanlah diri
kalian dan keluarga kalian dari api neraka. .
Rasulullah saw. bersabda Mulailah dgn diri
kalian sendiri atau mulailah dgn keluargamu.
Dengan demikian prioritas kita adl menyelamatkan
diri sendiri dari segala kemungkinan penyimpangan terhadap misi utama kehidupan
yaitu Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali utk beribadah
kepada-Ku.
.
Apabila kita sadari hal itu kita akan memahami arti
ibadah seluas-luasnya.
Yaitu segala sesuatu yg kita lakukan dalam
kehidupan kita sesuai dgn apa yg dicintai dan diridai Allah SWT .
Segala apa yg dicintai dan diridai oleh Allah
baik berupa perkataan perbuatan yg nampak maupun yg tersembunyi. {Ibnu Taimiyah
Al-’Ubudiyah hlm. 1}.
Ini mengandung pengertian bahwa seluruh
aktivitas kita harus sesuai dgn syariat Islam. Jadi fokusnya adl kita sementara
acuannya adl syariat Islam.
Karena itu tidak benar seseorang yg belum
mengerti ajaran Islam dalam membangun kepribadiannya tetapi sudah sibuk
bagaimana menegakkan Islam.
Tidak berarti menegakkan Islam tidak penting
tetapi prosesnya salah.
Sesudah seseorang dalam sekup individu
melaksanakan tanggung jawab dirinya sebagai hamba Allah dia akan melangkah
menempati posisi di masyarakatnya sesuai dgn kapasitas masing-masing. Di
sinilah terjadi interaksi dan kooperasi antara anggota masyarakat muslim sesuai
dgn firman Allah SWT Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan takwa dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. .
Dan tanggung jawabnya semakin luas sesuai dgn
kapasitas kemampuannya sehingga dgn posisi masing-masing itu akan dimintai
pertanggungjawabannya seperti sabda Nabi saw. Ketahuilah bahwa tiap kalian adl
penanggung jawab dan tiap kalian akan ditanyai terhadap apa yg menjadi tanggung
jawabnya. Imam yg ada di tengah manusia adl penanggung jawab dan dia akan
ditanyai terhadap apa yg menjadi tanggung jawabnya. Seorang suami bertanggung
jawab terhadap keluarganya dan dia akan ditanyai tentang apa yg menjadi
tanggung jawabnya. Dan seorang isteri bertanggung jawab terhadap rumah suaminya
dan anaknya dan dia akan ditanya tentang mereka.
.
Dan apabila tiap individu tidak melaksanakan
tanggung jawabnya sebagai hamba Allah yg berkewajiban melaksanakan syariat
Islam sesuai dgn kemampuannya berarti dia telah berkhianat. Hai orang-orang yg
beriman janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yg dipercayakan kepadamu sedang kamu mengetahui. .
Dalam istilah fikih bahwa tanggung jawab
personal itu fardu ain sedangkan tanggung jawab kolektif adl fardu kifayah.
Adalah salah besar kalau ada orang yg mengutamakan fardu kifayah daripada
tanggung jawab fardu ain . Tetapi menjadi sangat baik kalau dia mengerjakan
fardu ain juga melaksanakan fardu kifayah. Kalau tidak maka seluruh umat
berdosa.
Teladan Rasulullah Gambaran di atas akan lbh
jelas pada personifikasi Rasulullah saw. sebagai teladalan bagi perjuangan umat
Islam. Dan mempelajari perjalanan perjuangan Nabi saw. tidak boleh
sepotong-sepotong seperti mereka yg terperangkap dgn mengotak-kotakan masa
Mekah dan masa Madinah. Karena Islam sudah lengkap dan Nabi saw. telah
mempraktikkannya secara sempurna. Maka kewajiban kita adl memahami sirah Nabi
saw. itu secara komperehensif dan mempaktikkannya sesuai dgn kapasitas dan
kondisi kita seperti firman Allah SWT. Maka bertakwalah kalian kepada Allah
semampu kalian .. {Ath-Thaghabun 16}.
Dan Rasulullah saw. memberikan arahan atas
kelengkapan syariat Islam yg harus kita pedomani. Sesungguhnya Allah SWT telah
menetapkan hal-hal yg wajib maka janganlah kalian meninggalkannya dan telah
memberikan batasan-batasan maka janganlah kalian melanggarnya. Dia mengharamkan
sesuatu maka janganlah kalian melanggarnya dan mendiamkan banyak hal sebagai
rahmat bagi kalian maka janganlah kalian mencari-cari hukumnya.
.
Dan beliau menekankan pegangan yg harus
dipedomani pada saat terjadi perbedaan atau perselisihan. Maka barang siapa yg
hidup di antara kalian niscaya akan melihat perbedaan yg banyak. Maka hendaklah
kalian sunahku dan juga sunah khulafa ar-rasyidin yg mendapatkan petunjuk dan
gigitlah dgn gigi geraham dan hendaklah kalian menjauhui perkara-perkara yg
diciptakan krn sesungguhnya tiap bidah adl sesat. {HR Abu daud dan Tirmizi
hadis hasan}.
Secara ringkas kita melihat praktik Nabi saw.
dalam membangun kekuatan Islam yaitu sebagai berikut.
Nabi saw. ketika berada di Mekah membuat kader
yg difokuskan di rumah-rumah dan terutama di rumah Arqam bin Abi Arqam. Di
antara kader yg matang ditugasi menyampaikan dakwah seperti Mushab bin ‘Umair
yg dikirim ke madinah.
Nabi saw. mencari tempat yg kondusif utk
mengembangkan dakwah dan kekuatan Islam. Beliau pergi ke Thaif tetapi tidak
cocok. Kemudian beliau lbh memilih ke Madinah krn mendapat sambutan di sana.
Kemudian beliau membangunn masjid sebagai pusat kegiatan umat Islam dan
penempaan para kader.
Langkah berikutnya beliau mempererat hubungan
sesama muslim dgn mempersaudarakan antara Muhajirin dan Anshar .
Beliau membuat Piagam Madinah utk membentengi
umat Islam dan memberikan hak-hak non-muslim.
Nabi saw. mempersiapkan kekuatan utk menghadang
segala upaya ofensif kaum kuffar sampai 27 kali belaiu berperang antara perang
defensif dan ofensif {seperti Perang Tabuk}.
Di sini menjadi jelas bahwa kesatuan visi yaitu
membangun akidah yg benar sampai kesatuan langkah. Yaitu menuju tegaknya
kekuatan jihad merupakan suatu kesatuan yg menyeluruh. {Lihat DR. Robi’ bin
Hadi al-Madkhal Minhajul Anbiya hlm. 87}.
Karena itu Ibnu Qayyim al-Jauziyah menggunakan
istilah perjuangan menegakkan Islam dgn cara Islam yaitu dgn ungkapan Jihad.
Beliau membagi jihad ini menjadi 4 bagian.
1. Jihad menundukkan hawa nafsu .
Berjihad dgn mempelajari ajaran agama Islam demi
kebahagiaan dunia dan akhirat.
Berjihad dgn melaksanakan ilmu yg telah
diperolehnya krn ilmu tanpa amal adl tidak berarti dan bahkan membahayakan.
Berjihad dgn menjalankan dakwah berdasarkan ilmu
yg benar dan praktik nyata.
Berjihad dgn menekan diri agar sabar terhdap
cobaan dakwah berupa gangguan manusia.
Empat hal inilah makna yg terkandung dalam surah
Al-Ashr yg kata Imam Syafii seandainya Allah tidak menurunkan ayat kecuali
Al-’Ashr niscaya cukup bagi manusia.
2. Jihad melawan setan .
Berjihad melawan pemikiran setan berupa syubhat
dan keragu-raguan yg dapat merusak keimanan. Perlawanannya adl dgn keyakinan.
Berjihad melawan setan yg membisikan agar
terjerumus kepada syahwat hawa nafsu. Caranya dgn sabar dan menahan diri dgn
berpuasa. {Lihat As-Sajdah 2}.
3. Jihad melawan kaum kufar dan munafikin .
Berjihad dgn qalbu.
Berjihad dgn lisan.
Berjihad dgn harta.
Berjihad dgn tangan.
4. Jihad melawan kaum kuffar lbh utama dgn
tangan sementara terhadap kaum munafikin dgn lisan.
Jihad melawan kezaliman kemungkaran dan bidah .
Berjihad dgn tangan kalau mampu.
Kalau tidak dgn lisan.
Kalau masih tidak mampu maka terakhir dgn hati.
.
Demikian 13 tingkatan jihad yg telah
dilaksanakan secara sempurna oleh Rasulullah saw. .
Sebagai penutup kami kutipkan ucapan Umar bin
Khattab r.a. yg artinya Kami adl kaum yg dimuliakan Allah dgn Islam seandainya
kami mencari selainnya niscaya kami akan dihinakan oleh Allah. Juga ucapan Imam
Malik rhm. yg artinya Tidaklah urusan umat ini akan menjadi baik kecuali dgn
mengikuti hal-hal yg telah menjadikan umat terdahulu menjadi baik.
Wallahu a’lam. .
sumber file al_islam.chm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar