Persepsi orang terhadap pengguna ganja selama ini salah. Ketika kita
berbicara tentang ganja kepada masyarakat umum, kita sering berhadapan dengan
penolakan yang tidak masuk akal. Penolakan ini terjadi karena stigma masyarakat
yang negatif terhadap ganja yang sebenarnya secara ilmiah terbukti tidak benar.
Namun sayangnya mitos mengenai bahaya ganja lebih dipercaya masyarakat, sebab
kampanye anti-ganja selalu memelihara kebohongan itu. Untuk memperbaiki
mitos-mitos yang salah pada tanaman ganja yang selama ini dipercaya masyarakat,
mari kita simak artikel ini.
(1) Satu linting
ganja sama dengan sebungkus rokok.
Propaganda kuno ini menjadi favorit para penentang legalisasi ganja yang kembali lagi dan lagi diucapkan, dan tampaknya tahan terhadap pembuktian di dunia nyata.
Propaganda kuno ini menjadi favorit para penentang legalisasi ganja yang kembali lagi dan lagi diucapkan, dan tampaknya tahan terhadap pembuktian di dunia nyata.
Ganja 420 gram
Prohibitionists (kelompok penolak legalisasi ganja) dengan sungguh-sungguh dan meyakinkan
mengatakan kepada kita bahwa merokok hanya satu linting ganja saja sama
bahayanya dengan menghisap sebungkus rokok. Kadang mereka mengatakan 16 batang,
atau mungkin hanya 4 batang rokok, dll. Mereka tampaknya tidak jelas
mengungkapkan dalam jumlah yang tepat.
Kesimpulan yang keliru ini berasal dari
sebuah studi yang pernah dilakukan oleh Dr Donald Tashkin, ketika para peneliti
dari UCLA menguji resistensi aliran udara pada paru-paru perokok tembakau berbanding
dengan paru-paru perokok ganja. Dr Tashkin memang menemukan bahwa perokok ganja
setiap hari mengalami “kerusakan ringan yang signifikan” pada peningkatan
resistensi aliran udara di saluran napas besar. Kerusakan tersebut lebih besar
daripada orang yang menghisap 16 batang rokok per hari.
Tapi ironisnya, Dr Tashkin juga menemukan (dalam sebuah penelitian yang
lebih besar) bahwa kondisi kesehatan paru-paru perokok ganja ternyata jauh
lebih baik dari perokok tembakau. Setelah enam tahun sejak hasil penelitian
terbaru Dr Tashkin itu diumumkan, tidak pernah ada satu orang pun pembicara
dari kelompok anti ganja yang menyebutkan hal ini.
Mereka sepertinya tidak pernah punya waktu untuk menyebutkan bahwa
penelitian Dr Tashkin juga menemukan bahwa merokok ganja – bahkan untuk
kelompok pengguna berat, yang secara teratur menghisap ganja – tidak
menyebabkan kanker paru-paru.
Dr Tashkin mengatakan hasil penelitian
terbaru ini “were against our expectations”(bertentangan dengan
harapan kita).
“Kami menyusun hipotesis mengenai adanya hubungan positif antara penggunaan
ganja dan kanker paru dan bahwa hubungan tersebut akan lebih positif dengan
penggunaan yang lebih berat,” kata Dr Tashkin.
Penelitian selanjutnya yang mendukung
temuan Dr Tashkin itu yaitu sebuah studi 20 tahun yang diterbitkan bulan
Januari 2012 yang mengungkapkan bahwa perokok ganja umumnya tidak mengalami
kehilangan fungsi paru-paru. Bahkan, banyak dari mereka yang justru memiliki
kapasitas paru-paru yang disempurnakan. Peneliti berspekulasi bahwa ini mungkin
berasal dari cara menghisap dalam-dalam “deep-lunging” yang biasa dilakukan
penikmat ganja untuk memaksimalkan efeknya.
Bahkan pada mereka yang merokok ganja
secara teratur selama 20 tahun, para peneliti mengatakan bahwa mereka melihat
tidak ada bukti masalah pernapasan.
(2). Penggunaan
ganja untuk pengobatan menjadi masalah besar di negara-negarayang sudah
menerapkan legalisasi ganja medis.
Pemberitaan di media mengatakan “walaupun benar ada beberapa pasien yang
membutuhkan ganja medis, tetapi legalisasi ganja untuk penggunaan pengobatan
ternyata menyebabkan masalah besar di California. Apakah kita ingin masalah
seperti di California itu berlangsung di sini?”
Ganja Medis
Ketika ditanya lebih jauh apa maksud dari “masalah besar” tersebut, kelompok
anti-ganja yang fanatik biasanya akan memberikan argumen seperti; “apotik ganja
medis lebih banyak jumlahnya daripada Starbucks di Los Angeles”. Mereka
mengatakan akibat dari legalisasi ganja medis, pertumbuhan apotik ganja tidak
terkendali.”
Mereka tidak menyebutkan bahwa situasi di Los Angeles disebabkan karena
kelalaian pemerintah kota yang terlalu lama dalam menyusun suatu peraturan yang
mengatur apotik, sehingga pertumbuhan apotik ganja medis tidak terkendali.
Mereka juga tidak mau menyebutkan bahwa di kota-kota seperti San Francisco
dan Oakland, pemerintah kota telah menjadi bagian dari tumbuh berkembangnya
apotek ganja selama bertahun-tahun. Selama bertambahnya jumlah apotik ganja
medis, tidak pernah terjadi masalah disana.
Di AS, ada 16 negara bagian yang sudah melegalkan penggunaan ganja untuk
kebutuhan medis dan sampai saat ini tidak pernah ada masalah.
Selain kota-kota di ke-16 negara ini memiliki aturan dan tata tertib yang
dikelola dengan baik, apotik ganja di negara bagian tersebut turut memberi
income jutaan dollar dari pajak penjualan ganja medis.
Argumen lain yang tidak beralasan dari kelompok penolak legalisasi ganja
adalah bahwa apotik ganja cenderung, entah bagaimana, dapat memicu praktek
kejahatan.
Pada kenyataannya apotik ganja memiliki
tingkat kejahatan lebih rendah daripada toko minuman keras, menurut laporan
Kepolisian Denver. Melihat fakta-fakta dilapangan, semua jenis tindak kejahatan
turun di negara-negara dengan apotik ganja.
(3).
Legalisasi ganja seperti lereng licin. Jika kita melegalkan
ganja, lantas apa
berikutnya? Legalisasi Heroin? Cocaine? atau Meth?
Teori Gateway to
another drugs (jembatan menuju narkotika yang lebih berbahaya) merupakan sebuah mitos
dengan teori yang membingungkan.
Kopenhagen - Christiania
Kopenhagen dan Christiania (daerah otonomi di Denmark) telah lama
bersahabat dengan ganja selama bertahun-tahun – tapi tidak untuk narkotika
berat (hard drugs). Menurut jajak pendapat terbaru, legalisasi ganja sekarang
memperoleh dukungan mayoritas. Tetapi dukungan untuk legalisasi narkotika
menurun secara drastis. Jajak pendapat mengenai legalisasi ekstasi dan kokain,
masing-masing hanya memperoleh 8% dukungan. Heroin dan shabu bahkan lebih
rendah, yaitu sebesar 6% menurut jajak pendapat Angus Reid Public Opinion.
Legalisasi ganja tidak akan membuka pintu untuk legalisasi narkotika. Cara
masyarakat Amerika memandang wacana legalisasi ganja lebih ditujukan untuk
menyoroti perbedaan yang nyata antara ganja dan zat terlarang lainnya yang
berbahaya.
Rakyat Amerika tahu perbedaan antara ganja dan narkoba kelas berat.
Kebanyakan orang Amerika tahu bahwa orang-orang yang menggunakan ganja tidak
menghancurkan hidup mereka.
Tidak sulit untuk membedakan antara
pengguna ganja dengan ketidakberdayaan pengguna zat lain seperti heroin dan
metamfetamin dalam menghadapi masalah ketergantungan.
(4). Jika kita
melegalkan ganja, akan banyak terjadi kecelakaan. Lihatlah akibat
dari mengkonsumsi alkohol, apakah kita ingin banyak pengemudi
cidera?
Kenyataan yang paling sederhana yaitu, setiap hari ada jutaan perokok ganja
berkeliaran dijalan-jalan raya. Apakah setiap hari terjadi kecelakaan akibat
penggunaan ganja?
Dengan perkiraan pengguna ganja saat ini di Amerika Serikat antara 40 dan
100 juta, Anda bisa bertaruh bahwa jika ganja benar-benar menyebabkan
kecelakaan, akan terjadi tragedi nasional pada pada kasus kecelakaan saat
mengemudi dalam keadaan mabuk.
Jika ganja mengakibatkan gangguan motorik mendekati tingkat yang dihasilkan
alkohol, pertempuran berdarah akan menjadi berita setiap hari di media,
sebagaimana perkelahian yang sering terjadi akibat mengkonsumsi minuman
beralkohol.
Tanpa bermaksud mengajak orang lain
mengemudi sambil mengkonsumsi ganja, penelitian terkini membuktikan bahwa ganja
adalah, pada penggunaan yang berimbang, jauh lebih aman daripada alkohol.
(5). Jika ganja
dilegalkan, semua orang akan serta merta menjadi pengguna ganja.
Kaum prohibitionists anti-ganja memiliki
pandangan tersendiri dalam mengukur sifat manusia. Mereka berpikir bahwa
sebagai manusia kita adalah insan yang tidak baik, yang terpendam keinginannya
akibat hukum yang melarang penggunaan ganja.
Hukum pelarangan ganja telah terbukti gagal secara spektakuler dalam upaya
mencegah peredaran. Sejak ganja dijadikan barang ilegal 75 tahun yang lalu, popularitasnya
semakin meningkat setiap tahun sekalipun tuntutan hukumnya semakin berat dan
menjadi lebih kejam.
Penelitian ilmiah dalam cakupan yang besar di AS yang hasilnya dipublish
bulan November tahun lalu mengatakan bahwa penangkapan pengguna ganja di AS dan
denda yang ditetapkan pemerintah tidak berdampak pada tingkat penggunaan.
Sementara ini, pendekatan lain telah dicoba dengan melokalisasi pengguna
ganja ke tempat-tempat khusus seperti di negeri Belanda yang melonggarkan
kebijakan hukum kepemilikan dan penggunaan ganja sejak tahun 1970. Belanda
memiliki tingkat penggunaan ganja dikalangan remaja yang jauh lebih rendah
dibanding yang terjadi di Amerika Serikat.
Debat Legalisasi Ganja
Kami siap menyambut debat terbuka yang serius di seputar isu legalisasi ganja. Yang kami minta adalah dalam perdebatan, setiap orang paling tidak harus berpegang pada fakta dan tidak lari pada teori-teori usang berbasis tahyul yang sudah tidak laku lagi di abad ini. (cpt)
Kami siap menyambut debat terbuka yang serius di seputar isu legalisasi ganja. Yang kami minta adalah dalam perdebatan, setiap orang paling tidak harus berpegang pada fakta dan tidak lari pada teori-teori usang berbasis tahyul yang sudah tidak laku lagi di abad ini. (cpt)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar